“Vik, kamu duduk sama aku ya?”
terdengar keras teriakan Keysa. Vika yang baru saja datang terkejut melihat
keberadaan Keysa, “ lho... ? kamu juga masuk kelas ini ? iya...iya aku duduk
sama kamu...” Mereka duduk di bangku paling depan tepatnya dekat pintu kelas.
Vika yang saat itu memampang wajah serius dan berceloteh bak burung kepodang
sama sekali tidak dipedulikan Keysa sebab ada suatu pemandangan yang membuat
bola mata Keysa tertuju pada satu arah. Entah apa yang dipikirkannya...
penunggu yang duduk bersebrangan dari bangku Keysa benar-benar membuat jantung
Keysa berdebar-debar. Siapakah dia?(kalau penasaran lanjutkan membacanya
ya kawan... !)
Hari
berikutnya
telah dia lewati semua begitu monoton dan membosankan dulu sebelum kenaikan
kelas masih ada satu kakak kelas yang membuat Keysa semangat pergi ke sekolah
namun untuk saat ini dan kedepannya ntahlah bagai menebak langit abu-abu.
Sampai
akhirnya semua berubah 180 derajat ketika Keysa mulai mengenal sosok Elga cowok
cuek dan nyebelin yang tak lain adalah cowok yang membuat jantung Keysa
berdetak kencang saat pertama masuk kelas. Tak ada hari tanpa pertengkaran dan
keributan, terdengar keras adu mulut diantara keduanya. Namun anehnya selalu
ada tugas yang mengharuskan mereka untuk bekerja sama entah itu tugas kelompok
ataupun tugas persentasi seperti praktik berpasangan IPA di labaratorium, tugas
kelompok bahasa indonesia di perpustakaan dan seni musik di hall sekolah.
Seiring
berjalannya waktu sejauh hati teraba kini semua tak bisa dipungkiri lagi meski
bibir berkata” tidak” namun hati berkata lain, selangkah lebih dekat,kini
benih-benih cinta tlah tumbuh di hati kecil Keysa. Pertengkaranlah yang justru
mengawali semua ini. “ Bagaimana bisa aku jatuh cinta disaat aku masih takut
jatuh”, jerit hati Keysa. Untuk melampiaskan semua itu dia menuliskan
pada sebuah buku diary kecil berwarna ungu dengan pita kuning di tengah-tengah.
“ Dear Diary13 February 2012”
Entah harus
bagaimana aku mengawalinya... aku tlah kehilangan arah... entah pintu mana yang
harus kubuka. Taukah kau aku menyimpan rasa untukmu namun aku bimbang akankah
semua berujung indah. Apakah semua imajinasi bisa menjadi sebuah realita ?
hanya perasaan suka tapi tak mampu tuk ungkapkan.
Keysa
adalah sosok wanita yang tak mudah mengungkapkan rasa pada seorang pria sebelum
pria tersebut peka sendiri terhadap perasaanya. Satu pedoman hidup baginya
“lebih baik menunggu seseorang yang benar meskipun lama daripada menghabiskan
waktu dengan orang yang salah” . Namun kali ini waktu tak mendukung hampir setiap
saat Keysa menumpuk rasa cemburu dalam sesak di dada setiap kali melihat Elga
tertawa lepas dengan cewek lain. Air mata adalah satu-satunya cara bagaimana
mata berbicara ketika bibir tak mampu menjelaskan apa yang telah membuat
perasaan Keysa terluka... hanya sebuah buku diary kecil yang mampu membantu
Keysa mengungkapkan seluruh isi hatinya..
“Dear Diary 29
February 2012”
Kuteteskan
seurai air mata tuk hempaskan semua luka.... menunggumu bagai menunggu musim
semi dikala gugur meranggas, berdiri di tengah padang pasir tandus tak berujung.
Menyayangimu apakah harus sesakit ini? Tak ada ruang yang bisa kubuka. Jikalau
sang fajar tak mampu ungkapkan kuharap senja mampu memberiku petunjuk apakah
bayangmu masih ada disampingku.
Lambat
laun hati Keysa mulai tergugah, pikiran mulai terkoyak mungkin karena terlalu
sakit kisah ini untuk diungkapkan dan lebih baik di pendam agar semua kan
baik-baik saja. “ Jika batasku telah melebihi sabarku, ku akan berhenti
menunggu dan memahami bukan ku tak mampu bukan ku tak sanggup hanya saja ku tau
semua tak bisa dipaksakan” bisikkan hati kecil Keysa. Perlahan Keysa mulai
melepaskan genggaman akan sebuah harapan, dia yakin ketika seseorang menutup
hatinya pasti ada pula seseorang yang membuka hatinya dan menunggu untuk dia
masukki. Terlalu lelah untuk dipertahankan namun terlalu berat untuk dilepas.
Namun apa daya melihat Elga bersama orang lain bagai memeluk daun kaktus makin
erat memeluk maka makin sakit pula rasanya.
“Dear Diary 24 Maret
2012”
Jika boleh
memilih aku lebih baik tidak mengenal kamu daripada harus melupakanmu. Aku yang
telah menantimu menunggu akan kepekaanmu. Aku sadar aku bukan orang yang
sempurna tapi aku mempunyai hati yang tulus untuk menyayangimu. Mungkin kini
harus kuakhiri semua penantian sungguh penantian yang tak ada ujungnya...
ajarkan aku untuk merelakan sesuatu yang bukan milikku meskipun aku mau,aku
nyaman dan aku ingin namun jika dia bukan milikku ajarkan aku melepaskannya......
untuk Elga Bramantya
Ternyata
Keysa lupa dan meninggalkan buku diarynya di loker meja kelas. Dan Elga yang
saat itu masih piket tak sengaja menemukan diary Keysa karena penasaran Elga
memutuskan untuk membaca seluruh isi diary tersebut. Tak dikira sebutir air
mata Elga menetes, dalam hatinya ia bergumam,” kenapa kamu nggak pernah bilang
ke aku? Kenapa? Kenapa? Maafin aku nggak bisa peka dengan perasaanmu... kamu
membuat aku semakin bingung Keysa Deniaresa”
Keesokan
harinya Elga mengembalikan buku itu kepada Keysa. Jelas Keysa terkejut dan
segera beralih dari Elga tak di sangka tangan Elga menahan Keysa dan berkata,
“Aku minta maaf Key...” dengan wajah menunduk dan air mata membasahi pipi, Keysa
menjawab, “ mungkin ini akhirnya, kita memang ditakdirkan untuk bertemu tapi
tidak untuk bersama mungkin aku hanya jeda dalam helaan nafasmu. Semua
terlambat besok mungkin kita nggak akan bertemu lagi karena aku akan pergi ke
New York... Elga yang saat itu menggenggam erat tangan Keysa hanya terpaku dan
mulai melepaskan genggamannya, “ seandainya saja aku peka akan perasaanmu
mungkin akhirnya tak kan begini... haruskah ku relakan dirimu meski ku tau saat
ini diriku mulai mencintaimu.”
Karya: Ardyanti Oktavianti
0 komentar:
Posting Komentar